“Sebab engkau telah melupakan Allah yang menyelamatkan engkau, dan tidak mengingat gunung batu kekuatanmu….. “ (Yesaya 17:10).
Kehancuran bangsa Israel setidaknya disebabkan oleh dua hal, yaitu melupakan Allah dan kekuatanNya. Menurut kaidah bahasa Indonesia, kata “melupakan” sepadan dengan “tidak ingat.” Namun dalam terjemahan bahasa Ibrani, dua kata itu memakai kata yang berbeda. Kata “mengingat” memakai kata “shakach,” yang berarti kekurangan memori atau perhatian. Kata “ingat” berikutnya memakai kata “zakar,” yang secara harfiah berarti memberi tanda supaya dikenang. Kata “zakar,” pertama kali dipakai dalam Kejadian 8:1, “Maka Allah mengingat Nuh…..” Demikian juga pada pasal berikutnya: “…. Aku akan mengingat perjanjian-Ku…..” (Kejadian 9:15).
Kata “mengingat” dalam hal ini digunakan sebagai ungkapan, bahwa Allah menghargai perjanjian yang telah disepakati dengan umat-Nya. Tidak hanya diingat saja, tetapi juga diikuti dengan tindakan untuk menggenapi perjanjian-Nya itu. Kita dapat menemukan beberapa kata tersebut dalam PL. Karena Allah menghargai setiap kesepakatan yang telah dibuat dan Ia takkan melupakan perjanjian-Nya itu.
Perjanjian dibuat untuk dihargai dan dihormati. Tetapi bangsa Israel bertindakan sebaliknya. Mereka berpaling dari Allah dan tak menghargai perjanjian yang telah disepakati bersama. Mereka melupakan Allah yang telah menuntun di padang gurun dan memberikan tanah perianjian, Kanaan
Bagaimana dengan kita? Setelah menikmati berkat Allah, masihkah Anda mengingat Allah dan tidak mengingkari perjanjian-Nya?
Yang penting di sini, mengingat Allah, yaitu dengan menaruh perhatian kepada Allah dan pekerjaan-Nya. Kalau kita selalu mengingat Allah, berarti pikiran kita dipenuhi dengan perkara-perkara Allah dan kita akan gemar dalam mengingat pekerjaan-Nya.[rhb]
Isi otak kita senantiasa dengan kebenarannya, Jangan biarkan iblis menyebarkan “virus” ke dalam memori otak Anda.