they all love a thick rod.www.xxx-porn.center
Comments are off for this post

HANCURKAN SUMBERNYA

Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi … yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu” (Yesaya 59:1, 2).

Seorang Kristen yang setia menghadiri kebaktian doa selalu berdoa dengan nada yang sama, “Oh Tuhan, sejak kami berhimpun di sini, jaring labah-labah ini telah menjadi penghalang antara Engkau dengan aku. Hancurkan sarang ini ya Tuhan supaya kami dapat melihat wajahmu lagi!”

Orang lain di sebelahnya berdoa, “Oh Tuhan Allah, bunuhlah labah-labahnya!”
Untuk menghasilkan doa yang berkuasa, kita harus menyingkirkan setiap penghalang-penghalang doa sampai ke akar-akarnya. Silakan Anda rajin membaca buku tentang doa. Tetapi jika penghalang utamanya belum disingkirkan, doa itu tidak akan menghasilkan apa-apa. Apakah penghalang utama doa? Dosa!

Ya, dosa seperti tembok beton yang menutupi kita dengan Allah. Dosa seperti jurang yang amat dalam yang tidak dapat diseberangi – kita berdiri di satu sisi dan Allah di sisi lainnya. Dosa menutup telinga Allah. Dosa membuat Allah malu dan Ia menyembunyikan diri dari hadapan Anda.

Menggelikan sekali kalau ada orang Kristen yang rajin ke gereja supaya doanya dijawab, namun dosanya masih disayang-sayang. Apakah Allah menuntut kita untuk menjadi sempurna supaya doa kita dijawab? Mana mungkin kita menjadi sempurna sekarang ini?

Allah tidak menuntut kita sempurna sekarang, meskipun saat ini kita sedang berjalan menuju ke sana. Allah mau supaya kita berjalan di dalam kekudusan-Nya – berjalan di dalam Roh atau di bawah pimpinan Roh Kudus (Gal. 5:25). Orang seperti ini mempunyai kepekaan terhadap dosa. Ia tahu jika dosa sedang mengintip dan mengincarnya. Dan ia tahu pula bagaimana cara mengantisipasinya, yaitu dengan berlari menjauhkan diri. Tetapi bagi orang Kristen yang berjalan di bawah pimpinan daging, ia akan mengkalkulasi terlebih dahulu dengan berbagai teori, dalil-dalil, dan pertimbangan-pertimbangan yang akhirnya keputusannya adalah “dekatilah selama tidak berbahaya”. Atau mereka mengikuti nasihat sebuah iklan “Coba dulu, baru beli”.

Mereka berpikir, dosa bisa dielus-elus terlebih dahulu sebelum dijauhi. Telat, dosa itu seperti ular buas. Begitu ada mangsa mendekat, Hop! Masuklah orang itu ke dalam perutnya. Jangan biarkan diri kita dihimpit dosa, bergeraklah menuju Tuhan dan mohon hati kita dibersihkannya. [rhb]

Comments are closed.