they all love a thick rod.www.xxx-porn.center
Comments are off for this post

TANGGUNG JAWAB

“Mengenai aku, jauhlah dari padaku untuk berdosa kepada TUHAN dengan berhenti mendoakan kamu; aku akan mengajarkan kepadamu  jalan yang baik dan lurus. Hanya takutlah akan TUHAN dan setialah beribadah kepada-Nya dengan segenap hatimu, sebab ketahuilah, betapa besarnya hal-hal yang dilakukan-Nya di antara kamu”
(1 Samuel 12:23,24).

Dua kata yang harus melekat di dalam diri setiap orang Kristen adalah “tanggung jawab.” Mengapa demikian? Sebab dua kata ini adalah hal yang mulai luntur di dalam kehidupan sebagian besar  keluarga-keluarga di muka bumi ini, termasuk di dalam  keluarga Kristen. Lunturnya sebuah tanggung jawab sangat berakibat fatal bagi kehidupan generasi mendatang. Perceraian, perselisihan, pembunuhan, perzinahan, perampokan dan pencurian adalah contoh kasus yang nyata di atas permukaan masyarakat kita.  Kasus-kasus itu terjadi karena lunturnya tanggung jawab dari keluarga, masyarakat dan juga oknum pemerintahan. Karenanya orang Kristen harus memperhatikan benar mengenai hal ini, bahkan keluarga Kristen  seyogyanya sedini mungkin mempersiapkan dan mengajarkan hal tanggung jawab ini kepada generasi berikutnya. Setiap orang tua Kristen harus menanamkan tanggung jawab kepada anak-anaknya.

Samuel adalah sosok yang perlu diteladani,  sebab ia  dikenal gigih dalam melakukan tugas pelayanannya. Sampai masa tuannya pun ia tetap memikul tanggung jawab dengan baik. Ia komitmen dengan dirinya sendiri kepada Allah. Ia adalah sosok yang memperhatikan pelayanan generasi, ia merasa sangat berdosa kepada Tuhan  jika berhenti mendoakan umat Allah. Ia tidak bisa tidur nyenyak jika belum mengajarkan umat Allah jalan yang baik dan lurus. Ia sangat memperhatikan kerohanian umat Allah. Ia rindu agar umat-Nya memiliki rasa takut akan Tuhan dan setia beribadah kepada-Nya. Samuel sedang menanamkan tanggung jawab kepada umat Allah, ia rindu pada akhirnya nanti umat melakukan hal yang sama seperti yang dilakukannya kepada generasi berikutnya.

Bagaimana dengan kita, adakah beban doa dalam hati kita untuk orang-orang di sekeliling kita, untuk jemaat Tuhan, dan keluarga kita? Sudahkah para orang tua setiap hari mendoakan anak-anaknya; suami mendoakan istrinya dan sebaliknya; dan kemudian anak-anak mendoakan orang tuanya? Saudara hal berdoa merupakan salah satu bentuk tanggung jawab. Mungkin kita tidak bisa menolong saudara atau jemaat berupa materi, tetapi paling tidak kita bisa mendoakannya.

Matius 25:23 mengajarkan, bahwa jika kita   telah setia memikul  tanggung jawab dalam perkara yang kecil, maka berikutnya kita  akan diberikan tanggung jawab dalam perkara yang besar. Belajarlah bertanggung jawab dari hal-hal yang kecil terlebih dahulu.[aw/16]

Comments are closed.