they all love a thick rod.www.xxx-porn.center
Comments are off for this post

The Kings Who Reign The Earth, Saat 14 Tahun Gereja Bethany Salatiga

KALEIDOSKOP, BETHANY.OR.ID – Menggunakan tema berba-hasa Inggeris berbunyi  The Kings Who Reign The Earth dari kitab Wahyu 5:10b, Gereja Bethany Indonesia Salatiga memperingati ulang tahunnya yang ke 14 pada  16 April 2012. Namun ada yang istimewa, yakni untuk memperingatinya berturut-turut diadakan kegiatan bermacam-macam dengan tema berbeda-beda pula.  Namun, inti temanya tetap satu, yang berarti bahwa ‘kita adalah raja-raja yang akan memerintah bersamaNya’.

Guna memeriahkan rangkaian acara selama lima hari itu, diikut sertakan organisasi-organisasi di bawah Gereja itu, seperti Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Mulia, Bethany School, Bethany FM dan Youth Gereja Bethany serta Family Altar. Karena berlangsung beberapa hari dengan berbeda acarnya, maka setiap harinya acara-acara itu diberi tema-tema kecil demi terfokusnya kegiatan setiap harinya.

Pada hari pertama kegiatan, 14 April, temanya adalah Bethany Sport and Fun. Sesuai dengan kegiatannya, dilibatkan Family Altar dan juga Youth serta beberapa unit lagi. Acaranya antara lain gerak jalan santai sejau 4 kilometer lebih dengan rute start dari Gereja Bethany Indonesia Salatiga dan finish di markas Batalyon 411 di kota itu. Meski sudah ada temanya, jalan santai itu masih diberi nama lagi, yakni ‘Jalan Bijak’, dengan cara setiap peserta memilih kelompoknya yang terdiri dari 10 orang. Tiap kelompok peserta itu dalam berjalan, dan apabila di tengah jalan bertemu dengan beberapa orang yang ‘menjasdi kunci’ petunjuk guna melanjutkan ke perjalanan selanjutnya. Orang-orang yang menjadi kunci itulah yang memberi pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab kelompok itu sebelum melanjutkan perjalanan. Apabila sudah tiba di garis finish, tiap kelompok diwajibkan membuat menara yang terbuat dari   sedotan minuman (straw) dan ita isolasi, di mana menara masing-masingnya tidak blehjatuh. Juri penilainya terdiri dari anggota Batalyon 411. Usai mengerjakan menara-sedotan, mereka harus mengikuti permainan fellowship yang berupa sepakbola dangdut, di mana pemainnya wajib mengenakan rumbai-rumbai dan setiap lagu dangdut diperdengarkan, harus berhenti main dan berjoget hingga lagu itu dihentikan, dan bermain lagi. Juga lomba berjalan dengan baikak panjang yang diikuti 3 orang tiap bakiaknya. Kesemuanya demi keakraban dan kegembiraan.

Di hari kedua, 15 April, bertema kecil Kings Maker yang dilayani Pdt. Seno Wijaya dari Abba Love, Jakarta. Kegiatannya berupa peribadahan dengan 3 kali kebaktian yang diikuti semua jemaat. Pada kebaktian tersebut, Pdt. Seno Wijaya menjelaskan, bagaimana kita bisa menjadi Kings Maker yang diambil dari Kolose 1:25-29. Menurutnya, Kings Maker itu adalah seseorang yang bisa menjadi seorang bapak rohani, yang juga selain itu adalah seseorang yang menyadari kasih karunia.

Pada hari ketiga, 16 April,  acaranya dibuat santai dan humoristis, yaitu Parodi Nusantara, di mana ditampilkan drama humoristis yang menceritakan raja Ahasyweros dan Ratu Wasti, di mana ratu itu menolak panggilan sang raja dan digantikannya kedudukannya oleh Hadasah (Ester). Meksipun gaya humoristis, akan tetapi di dalamnya terdapat nilai-nilai luhur, antara lain apabila kita menolak panggilan Raja Agung kita, sesibuk apapun kita tanpa ketaatan kepada Tuhan sebagai Raja kita, maka sia-sialah kesemuanya.

Di hari keempat, 17 April, bertema kecil Bethany Impacting Lifestyle. Kegiatannya dilayani oleh dua almuni Gereja Bethany Salatiga, yang dalam kehidupan keduanya sudah memberi dampak positif terhadap lingkungan di sekitarnya, Kedua orang itu adalah Yosua Yan Heryanto (direktur Promedia Inovative Solution) dan Daniel Hanani Priandana (Regional Manager Trikomsel). Di samping itu, kebaktian juga dilayani oleh Pdt. David Hanani dari Gereja Bethany Gorontalo.

Hari terakhir sebagai hari kelima, 18 April 2012, dilakukan ibadah Ucapan Syukur yang dilayani langsung oleh Pdt. Bambang Hengky. Dalam mengawali maupun sampai dengan menutup kegiatan memperingati 14 tahun Gereja Bethany Salatiga itu, tidak diadakan upacara pemotongan kue layaknya peringatan hari ulang tahun, akan tetapi hanya penyalaan lilin sejumlah 14 biji dari era ke era selama sekian  tahun tersebut. (sumber:tab.ed.188/deby/wic)

Comments are closed.