they all love a thick rod.www.xxx-porn.center
Comments are off for this post

Berani Nyatakan Kebenaran

 “Celakalah para gembala yang membiarkan kambing domba gembalaan-Ku hilang dan terserak!” (Yeremia 23:1)

Pada tahun 1517 Martin Luther memakukan 95 dalilnya pada pintu gereja di Wittenberg. Luther terkenal sebagai seorang reformis, dan kita mengenang usahanya yang berani itu sebagai titik balik yang menentukan dalam sejarah gereja.

Pendeta yang sangat bersemangat itu menunjukkan keberanian yang besar dalam mengungkapkan kemarahannya terhadap ‘praktik oknum gereja’ yang menjual surat pengampunan dosa. Dengan praktik semacam itu orang dapat berbuat dosa secara sengaja lalu “membeli”  sebuah ‘sertifikat pengakuan dosa.’

Hasrat Luther untuk menghentikan praktik ini tidak disukai oleh otoritas religius pada zamannya. Kenyataannya, upayanya itu justru menimbulkan serangkaian upaya untuk membungkamnya.

Lama sebelum Luther, Nabi Yeremia merasakan kuasa firman Allah dalam hatinya “seperti api yang menyala-nyala, terkurung dalam tulang-tulangku; aku berlelah-lelah untuk menahannya, tetapi aku tidak sanggup” (Yeremia 20:9). Yeremia dan Luther tidak membiarkan kebenaran Allah dicemarkan.

Hidup bagi Allah tidak hanya berkaitan dengan anugerah dan pengampunan, namun berkaitan juga dengan keberanian untuk berpihak dan melakukan kebenaran. Memegang firman Allah dalam hati tidak selalu menghadirkan perasaan yang menyenangkan dan hangat. Kadang-kadang kebenaran-Nya menjadi api yang menyala, yang membuat kita menantang kerusakan yang terjadi–meskipun untuk hal itu kita mungkin akan mendapat serangan dari pihak lain. [rhb]

Comments are closed.