“Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.” (Ibrani 12:2)
Kehidupan dengan keyakinan yang kuat tidak terjadi secara otomatis, melainkan harus ada upaya dari pihak kita. Meskipun kita tidak diselamatkan oleh usaha kita sendiri, pertumbuhan rohani membutuhkan penggunaan semua sarana yang telah Tuhan sediakan untuk membantu kita berjalan dengan setia bersama-Nya.
• Kita harus belajar dari kehidupan para pahlawan iman masa lalu, seperti yang kita baca kemarin dalam Ibrani 11. Mengetahui bahwa orang lain telah dengan setia menavigasi lautan badai kehidupan mendorong kita untuk bertekun juga.
• Kita harus bebaskan diri kita dari dosa kebiasaan atau beban lain yang menghalangi kita dari pengabdian dan kepatuhan sepenuh hati kepada Tuhan.
• Kita harus fokus pada Yesus, bukan pada diri kita sendiri atau keinginan kita.
Kristus telah mendahului kita untuk menjadi teladan bagaimana hidup dengan setia, tidak peduli betapa sulitnya situasinya. Dia menunjukkan kepercayaan yang sempurna, selalu melakukan persis seperti yang diperintahkan Bapa-Nya — bahkan pergi ke kayu salib. Yesus menanggung rasa malu dan penderitaan dengan memusatkan perhatian pada sukacita yang akan menjadi milik-Nya dalam penebusan sempurna suatu umat untuk kemuliaan Tuhan.
Apakah Anda mencari kepada Kristus kekuatan dan perspektif yang dibutuhkan untuk menjalankan perlombaan hidup dengan ketekunan yang penuh iman? (dopus/21)