they all love a thick rod.www.xxx-porn.center
Comments are off for this post

Iman Plus Intim

“Tetapi firman-Nya: “Aku akan melewatkan segenap kegemilangan-Ku dari depanmu dan menyerukan nama TUHAN di depanmu: Aku akan memberi kasih karunia kepada siapa yang Kuberi kasih karunia dan mengasihani siapa yang Kukasihani.”
(Keluaran 33:19)

ADAKAH perbedaan iman dengan tekad, perkataan motivasi, dan keyakinan? Tentu saja berbeda. Iman bukanlah tekad. Setiap orang bisa bertekad untuk melakukan atau memiliki apa saja.

Setiap orang bisa saja termotivasi dengan kalimat peneguhan para Hamba Tuhan. Tetapi itu semua bukanlah  iman. Jadi janganlah kecewa jika suatu ketika ada seorang hamba Tuhan  menyampaikan “nubuatan” (baik-menyenangkan) kepada kita, namun hal itu tidak  pernah menjadi kenyataan. Sebab mereka bukan Tuhan, Iman pun bukan sekedar “keyakinan.” Kalau dengan keyakinan saja, orang bisa mendapatkan semua yang diinginkannya, maka peran Tuhan sangat diabaikan.

Disisi lain, manusia boleh saja beriman mendapatkan apa pun yang diingininya. Tetapi, Tuhanlah yang menentukan, apakah keinginan kita itu segera dipenuhi, belum saatnya atau tidak perlu dipenuhi. Jadi “beriman” saja tidak cukup. Iman itu harus disertai dengan membangun hubungan karib dengan Tuhan, sebagai tanda kasih kita kepadaNya.

Ironisnya, masih ada orang Kristen yang kelihatannya beriman dan  berpegang teguh janji Tuhan, namun mengabaikan “keintiman mereka” dengan Tuhan.

Smith Wiggelsworth adalah salah satu tokoh gereja yang dikagumi karena imannya. Dalam pelayanannya pernah membangkitkan orang mati. Mengapa hal itu bisa dilakukannya? Sebab dia menggunakan waktunya berjam-jam setiap hari hanya untuk berdoa, yaitu membangun hubungan intim dengan Tuhan. [ns/wic]

Iman selayaknya sebesar keintiman kita dengan Tuhan.

 

Comments are closed.