Visi Sinode Gereja Bethany Indonesia Tahun 2021
Oleh: Ketua Dewan Rasuli, Pdt. DR(HC) Willy Josep Chandra
“Beginilah firman TUHAN semesta alam: Perhatikanlah keadaanmu! Jadi naiklah ke gunung, bawalah kayu dan bangunlah Rumah itu; maka Aku akan berkenan kepadanya dan akan menyatakan kemuliaan-Ku di situ, firman TUHAN.” (Hagai 1:7-8)
“UNITED BY GOD’S LOVE” demikian visi Tahun 2020 dengan “mission statement” sebagai berikut: membangun Rumah Allah (pribadi, keluarga, gereja dan sinode) yang menghadirkan kasih, kuasa dan damai sejahtera Kristus; membangun Rumah Allah (pribadi, keluarga, gereja dan sinode) yang kudus; dengan mengasihi jiwa-jiwa & dengan memberikan pelayanan yang berkualitas; membangun Rumah Allah (pribadi, keluarga, gereja dan sinode) yang bersekutudan bersinergi sebagai tubuh Kristus; membangun Rumah Allah (pribadi, keluarga, gereja dan sinode) yang menginspirasi generasi muda dan menjadi gereja masa depan.
Visi dan misi sinode Gereja Bethany didasarkan pada kitab Hagai yang mana kitab tersebut menggambarkan “Kerinduan Tuhan untuk membangun kembali Bait Suci”
Di akhir zaman ini, masih banyak orang Kristen tak menyadari bahwa kita sedang berada didalam masa “sukar atau krisis” sebagaimana pernah dinubuatkan di dalam 2 Timotius 3:1-5.
Sebagian orang Kristen kehidupannya terus mengalami kemorosotan rohani/moral, meskipun disisi lain ia merasa aktif beribadah dan melayani Tuhan.
Hagai 1:6 menyatakan, “Kamu menabur banyak, tetapi membawa pulang hasil sedikit; kamu makan, tetapi tidak sampai kenyang; kamu minum, tetapi tidak sampai puas; kamu berpakaian, tetapi badanmu tidak sampai panas; dan orang yang bekerja untuk upah, ia bekerja untuk upah yang ditaruh dalam pundi-pundi yang berlobang!”
Seakan-akan kita memperoleh hasil banyak, tetapi ‘bocor.’ Seakan-akan jemaat bertumbuh menjadi banyak, tetapi kualitas rohaninya tidak mengalami pertumbuhan.
Hagai 1:4 menyatakan, “Apakah sudah tiba waktunya bagi kamu untuk mendiami rumahrumahmu yang dipapani dengan baik, sedang Rumah ini tetap menjadi reruntuhan?”
Bukan hanya jemaat, Beberapa gereja pun banyak yang mengalami keruntuhan. Penyebabnya,- karena ketidakpedulian dalam menjaga dan merawat Rumah Tuhan/Gereja Tuhan dalam. Terlebih di dalam menghadapi dunia yang jahat.
Kata “Rumah” dalam kitab hagai menggambarkan “keluarga Rumah Allah” yang juga menggambarkan tubuh/ diri kita.
Hagai 2:10 adalah Janji Tuhan, menyatakan: “Adapun Rumah ini, kemegahannya yang kemudian akan melebihi kemegahannya yang semula, firman TUHAN semesta alam, dan di tempat ini Aku akan memberi damai sejahtera, demikianlah firman TUHAN semesta alam.”
Oleh karena itu bangunlah “Rumah Allah,” yaitu diri kita sendiri melalui keintiman dengan TUHAN! Bangun Rumah Allah yaitu Keluarga kita melalui keintiman dengan TUHAN Bangun Rumah Allah yaitu Gereja kita melalui keintiman dengan TUHAN! Bangun Rumah Allah yaitu SINODE kita melalui keintiman dengan TUHAN!
Cara membangun “Rumah Allah” secara rohani
Naik ke bukit, artinya berdoalah, intropeksi diri setiap hari.
Mengambil Kayu, artinya mengambil langkah iman dan menyalibkan kedagingan dalam diri kita dengan mengaku dosa dan bertobat.
Yakobus 5:15-18: Dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia; dan jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni. Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya. Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujan pun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan. Lalu ia berdoa pula dan langit menurunkan hujan dan bumi pun mengeluarkan buahnya.
Membangun Rumah berbicara tentang Firman yang dilakukan menjadi gaya hidup. Matius 7:24-27 menyatakan: “Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya.”
Mengapa harus membangun rumah Allah/bait suci?
Supaya gereja TUHAN dipenuhi dengan kuasa, kasih dan damai sejahtera Kristus. Sehingga akan membangkitkan kesatuan dan kerukunan di antara kita.
Oleh karena itu keluarga, gereja dan sinode harus mampu bergerak, bersinergi dan berdampak bagi generasi muda.
Kiranya Tuhan Yesus sebagai KEPALA GEREJA memberkati pelayanan kita semua dan nama Tuhan Yesus selalu dijunjung tinggi oleh semua Hamba Tuhan Sinode Gereja Bethany Indonesia dimanapun berada. Haleluya Amin.